Dokter Spesialis Ungkap Kapan Tanda Air Susu Ibu Cukup untuk Si Kecil

Menyusui atau memberikan air susu ibu (ASI) pada anak adalah momen yang sangat penting. Di dalam ASI, banyak kandungan yang sangat bermanfaat untuk bantu tumbu kembang anak. Sayangnya, ada kekhawatiran pada ibu tentang cukupkah ASI yang dimiliki untuk sang buah hati.

Di sisi lain, setiap kali anak menangis, ibu menganggap jika anak pasti masih lapar. Terkait hal ini, Ketua Pokja Penurunan Angka Kematian Ibu dan Stunting POGI Prof DR Dr Dwiana Ocviyanti, SpOG, Subs Obginsos, MPH ungkap orangtua perlu tahu tanda tanda ASI cukup pada anak. Secara awam, menurut dr Ocviyanti, bisa dilihat dari beberapa hal.

Pertama, bayi puas menyusui. Kedua ada sisa ASI. Ketiga, bayi bisa tidur nyenyak. Dokter Spesialis Ungkap Kapan Tanda Air Susu Ibu Cukup untuk Si Kecil Dokter Spesialis Anak: Saluran Cerna yang Sehat Dukung Perkembangan Sosial Emosional si Kecil

Dokter Spesialis Anak RS JIH Solo Ungkap Kapan Waktu Terbaik Melatih Anak Berpuasa Susah Buang Air Kecil Tanda Penyakit Apa? Ini Penjelasan Dokter RS JIH Solo Tanda tanda Wanita Tidak Subur yang Perlu Diperhatikan, Kapan Harus ke Dokter? Simak Penjelasannya

Dokter Spesialis Gizi: Susu Kambing Herbal dan Rempah rempah Atasi Masalah Tulang Akibat Asam Urat Tanda Anak Picky Eater, Dokter RS JIH Solo Ungkap Penyebabnya Dokter Spesialis Anak Bagikan Tips Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Produksi ASI Ibu

"Tapi ada yang mengkhawatirkan. Bayi itu kan suka nangis, banyak ibu menganggap, dari penelitian kita, bahwa menangis menunjukkan ASI tidak cukup," ungkapnya pada awak media saat ditemui di bilangan Jakarta, Minggu (7/1/2024). Karena, ia pun menunjukkan tanda lain yang bisa membantu para orangtua untuk mengetahui kecukupan ASI. Tanda pertama bisa dilihat dari frekuensi buang air kecil dan buang air besar anak.

"Kalau bayi bisa buang kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) cukup banyak, 2 3 jam sekali BAK, maka hampir sulit dikatakan ASI tidak cukup," kata dr Ocviyanti. Hal ini menunjukkan bayi punya makanan yang cukup sehingga anak bisa BAK dan BAB. Cara lain adalah melihat berat badan anak.

Langkah ini perlu dibantu oleh tenaga kesehatan spesialis anak untuk melakukan pemantauan secara tepat. "Ada lagi hal lain, dokter melihat, berat badan tidak turun banyak," jelasnya. Lantas apa yang menjadi sinyal pertama jika anak perlu mendapatkan suplementasi selain ASI?

Menurut dr Ocviyanti, ada tanda yang bisa diketahui oleh masyarakat awam. Yaitu lewat frekuensi BAK dan BAB. Jika keduanya jarang, atau 6 12 jam tidak ada sama sekali, maka bayi perlu dibawa ke rumah sakit. Lebih lanjut, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Piprim Basarah yanuarso, SpA(K) ungkap jika ASI di hari pertama memang tidak langsung banyak keluar.

Hal ini pun disesuaikan dengan kondisi lambung bayi yang masih kecil. "Kalau kolestrum, ASI pertama paling 20 mm sehari. Itu sudah cukup (untuk) lambung bayi baru lahir. Lambung juga masih kecil," jelas dr Piprim. Padahari pertama hingga kedua, bayi kata dr Piprim juga punya cadangan lemak cokelat.

Lemak cokelat ini lah yang nantinya diubah menjadi keton, sebagai bahan bakar otak bayi. "Dukungan keluarga di hari pertama itu sangat mentukan dia (ibu) akan sukses (menyusui) atau tidak. Di situ kuncinya. Dua hari pertama tidak bakal langsung banyak," tutupnya. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Keunggulan Mobile Legends dan Free Fire: Memahami Perbedaan dalam Dunia Game Mobile
Next post Ramalan Zodiak Keuangan Selasa, 9 Januari 2024: Tunjangan Gemini Meningkat