Rentan Jadi Korban Penipuan dan Pencurian Akun, Orangtua Didorong Dampingi Aktivitas Digital Anak
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) Kalimantan Timur, Eko Junirianto mengatakan, perubahan gaya hidup menjadi serba digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas digital termasuk bagi anak sekolah. Namun, di sisi lain, hal ini juga membuka risiko seperti penipuan dan pencurian akun pada anak anak, sehingga diperlukan pemahaman dan pendampingan keamanan digital bagi anak dalam berselancar di dunia digital. "Adapun jenis ancaman keamanan tersebut yakni berupa phising dan scam. Phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Adapun scam adalah bentuk penipuan melalui telepon, email, messaging dsb, dengan tujuan pada umumnya untuk mendapatkan uang dari para korbannya," kata Eko saat webinar mengenai penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia bernama #MakinCakapDigital 2024 untuk segmen pendidikan di Kalimantan dengan tema "Ayo, Jadikan Internet Sebagai Teman Belajarmu! belum lama ini.
Selain Eko Junirianto hadir sebagai narasumber Senior Product Manager, Anwar Sadat; dan CEO Guru Youtuber, Dirgantara Wicaksono. Menurut Eko, anak muda mesti bisa memastikan keamanan gawai dan media digitalnya, termasuk media sosial dan aplikasi perpesanan. Salah satunya dengan menggunakan kata kunci atau password yang kuat dan memastikan sistem autentifikasi ganda. Selain itu, Eko mengingatkan agar tidak membagi data pribadi dengan siapapun, termasuk di media sosial.
Pelatih Filipina Diancam Dibunuh Jelang vs Timnas Indonesia, Menpora: Diproses Hukum Wartakotalive.com CEO Guru Youtuber, Dirgantara Wicaksono mengungkapkan, pentingnya menciptakan generasi muda yang positif, kreatif, dan beradab di ruang digital yang dapat dicapai dengan memperkuat literasi digital, termasuk pemahaman tentang hoaks, konten negatif, etika online, dan cara mengamankan diri efek buruk internet. Hal penting lainnya yang mesti dimiliki generasi muda adalah adab dan etika dalam menggunakan teknologi digital.
Beberapa contohnya, seperti menghormati privasi orang lain, menghindari cyberbullying, dan menghindari konten yang merugikan. “Pembatasan waktu menggunakan media digital juga mesti dilakukan. Agar ada kontrol diri bagi generasi muda,” ungkap Dirgantara. Adapun Anwar Sadat menegaskan agar generasi muda bisa menjadi individu yang cakap bermedia digital.
“Mereka harus mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital,” jelasnya. Menurut Anwar, kecakapan bermedia digital ditandai dengan kemampuan mengetahui dan memahami cara mengakses macam macam mesin pencarian informasi yang tersedia. Selain itu, generasi muda diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Liana Penny mengatakan, survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Tahun 2023, pengguna internet di Indonesia mencapai 215,62 juta atau setara 78,19 persen dari total populasi Indonesia. "Melalui internet, generasi muda akan mendapatkan banyak hal, baik itu yang positif maupun yang negatif sehingga literasi digital akan memberikan pemahaman dan kesadaran bagi pengguna media sosial, internet, maupun ponsel pintar untuk memanfaatkannya dengan bijak, proporsional, dan benar," katanya. Literasi digital juga akan dapat memberikan pemahaman bagi generasi muda tentang bagaimana memanfaatkan internet sebaik baiknya dan penggunaan internet yang benar dan tepat, hal itu dapat mendukung pengembangan pengetahuan dan kreativitas yang bermanfaat dalam kehidupan.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.